Sabtu, 19 Desember 2020

Klasifikasi Engine

 

Klasifikasi Engine

 

Engine adalah suatu alat yang memiliki kemampuan untuk merubah energi panas yang dimiliki oleh bahan bakar menjadi energi gerak.

Dibawah ini adalah bagan klasifikasi engine:

A.   Internal Combustion Engine (Mesin Pembakaran Dalam)

Mesin pembakaran dalam merupakan sebuah mesin yang proses pembakarannya berada di dalam ruang tertutup atau sering disebut dengan istilah ruang bakar (combustion chamber)

Campuran udara dan bahan bakar akan dihisap masuk ke dalam ruang bakar lalu kemudian akan di bakar di dalam ruang bakar tersebut untuk menghasilkan tenaga ledakan pembakaran yang nantinya digunakan sebagai tenaga putar untuk menggerakkan kendaraan.

Contoh mesin pembakaran dalam sering kita temui pada kendaraan-kendaraan baik sepeda motor, mobil, bus, truk dan lain sebagainya. Mesin pembakaran dalam sendiri berdasarkan jenis bahan bakar yang digunakan antara lain mesin bensin dan mesin diesel.

Macam-macam mesin pembakaran dalam apabila dilihat dari prinsip kerjanya antara lain mesin Piston, Wankel dan Rotational Motion Type.

Kelebihan mesin pembakaran dalam dibandingkan dengan mesin pembakaran luar antara lain :

1.    Pemakaian bahan bakar yang digunakan akan lebih hemat karena mesin pembakaran dalam memiliki efiiensi panas yang lebih baik.

2.    Konstruksi mesin lebih sederhana (kecil) karena tidak seperti pada mesin pembakaran luar yang memerlukan komponen tambahan, misalnya pada mesin uap maka mesin tersebut memerlukan ketel uap.

3.    Karena konstruksi mesin sederhana maka mesin pembakaran dalam ini tidak memerlukan tempat yang luas atau tidak memakan tempat dibandingkan dengan mesin pembakaran luar/

4.    Lebih cepat dan lebih mudah untuk dijalankan (dioperasikan).

 

 

 

1.      Piston Engine Adalah sebuah internal combustion engine yang menggunakan piston dalam pengoperasianya. Internal combustion engine yang menggunakan piston ada dua tipe yaitu Diesel dan spark ignited.

B.   Spark Ignited Engine (Motor Bensin)

Spark Ignited Engine atau biasa di sebut dengan OTTO engine atau mesin bensin adalah sebuah tipe mesin pembakaran dalam yang menggunakan nyala busi untuk proses pembakaran, dirancang untuk menggunakan bahan bakar bensin atau yang sejenis.

Mesin bensin berbeda dengan mesin diesel dalam metode pencampuran bahan bakar dengan udara, dan mesin bensin selalu menggunakan penyalaan busi untuk proses pembakaran.

Pada mesin diesel, hanya udara yang dikompresikan dalam ruang bakar dan dengan sendirinya udara tersebut terpanaskan, bahan bakar disuntikan ke dalam ruang bakar di akhir langkah kompresi untuk bercampur dengan udara yang sangat panas, pada saat kombinasi antara jumlah udara, jumlah bahan bakar, dan temperatur dalam kondisi tepat maka campuran udara dan bakar tersebut akan terbakar dengan sendirinya.

Pada mesin bensin, umumnya udara dan bahan bakar dicampur sebelum masuk ke ruang bakar, pencampuran udara dan bahan bakar dilakukan oleh karburator atau sistem injeksi. Bahan bakar yang becampur udara mengalir kedalam ruang bakar dan dikompresikan dalam ruang bakar, kemudian dipercikan bunga api listrik yang berasal dari busi. Karena itu motor bensin disebut juga sebagai spark ignation engine. Ledakan yang terjadi dalam ruang bakar mendorong torak, kemudian mengerakan poros engkol untuk didistribusikan ke roda.

 

Tipe-tipe mesin bensin berdasarkan siklus proses pembakaran adalah:

A)    Mesin Bensin 2 tak

Motor bakar dua tak adalah mesin pembakaran dalam yang dalam satu siklus pembakaran akan mengalami dua langkah piston, berbeda dengan putaran empat-tak yang mengalami empat langkah piston dalam satu kali siklus pembakaran, meskipun keempat proses intake, kompresi, tenaga dan pembuangan juga terjadi.

Prinsip kerja Motor bakar dua tak yakni dengan menghasilkan satu siklus di setiap putarannya. Artinya satu putaran engkol berarti satu siklus mesin.

Ini sangat berbeda dengan motor bakar 4 tak yang memiliki dua putaran engkol dalam satu siklus kerja mesin. Motor 4 tak memiliki 4 langkah dimana setiap langkah itu memakan setengah putaran engkol, sementara motor 2 tak itu hanya memiliki 2 langkah sehingga cukup 1 putaran untuk menghasilkan siklus kerja mesin.

Langkah piston Turun

Langkah pertama adalah ketika piston turun dari TMA ke TMB. Pada proses ini terjadi pembesaran volume silinder karena saat posisi piston diatas, volume silinder akan sangat minim. sementara ketika piston bergerak bawah, maka volumenya berangsur membesar. Pembesaran volume silinder ini menyebabkan adanya kevakuman (daya hisap). Sebaliknya, dibagian crankcase justru terjadi pengecilan volume karena piston bergerak kearah bawah.

pada saat piston bergerak kebawah, dinding piston akan menutup saluran intake, sehingga udara didalam crankcase akan mengalir ke combustion chamber melalui transfer port.


 

Langkah Piston Naik

Ketika piston bergerak dari TMB ke TMA, maka akan terjadi pengecilan volume ruang bakar, pergerakan piston ke atas, juga akan menutup transfer port dan exhaust port. Sehingga pergerakan piston ini akan mengkompresi udara dan bensin yang sebelumnya sudah masuk ke ruang bakar.

Disisi lain pada crankcase, gerakan piston ke atas menyebabkan pembesaran volume. Saat langkah ini, saluran intake akan kembali terbuka dan campuran udara bensin kembali masuk ke crankcase. Ketika piston sudah mencapai puncak, maka busi akan menyala. Saat ini tekanan kompresi sudah sangat tinggi akibatnya terjadilah pembakaran. Pembakaran ini akan mendorong piston berekspansi, sehingga piston bergerak ke arah bawah. ketika piston bergerak kebawah, saluran exhaust dan transfer port akan terbuka sehingga udara bersih dari crankcase akan mendorong gas sisa pembakaran keluar melalui exhaust port.

Kelebihan motor bakar dua tak

·         Top RPM mesin lebih tinggi

·         Tenaga mesin juga lebih besar

·         Suara lebih nyaring

 

 

Kekurangan motor bakar dua tak

·         Bensin lebih boros

·         Perlu oli samping

·         Emisi sangat buruk

 

B)    Mesin Bensin 4 tak

Four stroke engine adalah sebuah mesin dimana untuk menghasilkan sebuah tenaga memerlukan empat proses langkah naik-turun piston, dua kali rotasi kruk as, dan satu putaran noken as (camshaft).

Empat proses tersebut terbagi dalam siklus :


a)    Langkah hisap : Bertujuan untuk memasukkan kabut udara – bahan bakar ke dalam silinder.  Sebagaimana tenaga mesin diproduksi tergantung dari jumlah bahan-bakar yang terbakar selama proses pembakaran.

Prosesnya adalah :

1.    Piston bergerak dari Titik Mati Atas (TMA) menuju Titik Mati Bawah (TMB).

2.    Klep inlet terbuka, bahan bakar masuk ke silinder,

3.    Kruk As berputar 180 derajat,

4.    Noken As berputar 90 derajat,

5.    Tekanan negatif piston menghisap kabut udara-bahan bakar masuk ke silinder.

 

b)    Langkah Kompresi : Langkah Kompresi Dimulai saat klep inlet menutup dan piston terdorong ke arah ruang bakar akibat momentum dari kruk as dan flywheel.Tujuan dari langkah kompresi adalah untuk meningkatkan temperatur sehingga campuran udara-bahan bakar dapat bersenyawa. Rasio kompresi ini juga nantinya berhubungan erat dengan produksi tenaga.

 

Prosesnya sebagai berikut :

1.    Piston bergerak kembali dari TMB ke TMA

2.    Klep In menutup, Klep Ex tetap tertutup

3.    Bahan Bakar termampatkan ke dalam kubah pembakaran (combustion chamber)

4.    Sekitar 15 derajat sebelum TMA , busi mulai menyalakan bunga api dan memulai proses pembakaran

5.    Kruk as mencapai satu rotasi penuh (360 derajat)

6.    Noken as mencapai 180 derajat


c) Langkah Tenaga : Dimulai ketika campuran udara/bahan-bakar dinyalakan oleh busi. Dengan cepat campuran yang terbakar ini merambat dan terjadilah ledakan yang tertahan oleh dinding kepala silinder sehingga menimbulkan tendangan balik bertekanan tinggi yang mendorong piston turun ke silinder bore. Gerakan linier dari piston ini dirubah menjadi gerak rotasi oleh kruk as. Enersi rotasi diteruskan sebagai momentum menuju flywheel yang bukan hanya menghasilkan tenaga, counter balance weight pada kruk as membantu piston melakukan siklus


berikutnya.

Prosesnya sebagai berikut :

1.    Ledakan tercipta secara sempurna di ruang bakar

2.    Piston terlempar dari TMA menuju TMB

3.    Klep inlet menutup penuh, sedangkan menjelang akhir langkah usaha klep buang mulai sedikit terbuka.

4.    Terjadi transformasi energi gerak bolak-balik piston menjadi energi rotasi kruk as

5.    Putaran Kruk As mencapai 540 derajat

6.    Putaran Noken As 270 derajat

 

d) Langkag Buang : Langkah buang menjadi sangat penting untuk menghasilkan operasi kinerja mesin yang lembut dan efisien. Piston bergerak mendorong gas sisa pembakaran keluar dari silinder menuju pipa knalpot. Proses ini harus dilakukan dengan total, dikarenakan sedikit saja terdapat gas sisa pembakaran yang tercampur bersama pemasukkan gas baru akan mereduksi potensial tenaga yang dihasilkan.

 


 

Prosesnya adalah :

1.    Counter balance weight pada kruk as memberikan gaya normal untuk menggerakkan piston dari TMB ke TMA

2.    Klep Ex terbuka Sempurna, Klep Inlet menutup penuh

3.    Gas sisa hasil pembakaran didesak keluar oleh piston melalui port exhaust menuju knalpot

4.    Kruk as melakukan 2 rotasi penuh (720 derajat)

5.    Noken as menyelesaikan 1 rotasi penuh (360 derajat)

 

OVERLAPING

Overlap adalah sebuah kondisi dimana kedua klep intake dan out berada dalam posisi sedikit terbuka pada akhir langkah buang hingga awal langkah hisap.

Berfungsi untuk efisiensi kinerja dalam mesin pembakaran dalam. Adanya hambatan dari kinerja mekanis klep dan inersia udara di dalam manifold, maka sangat diperlukan untuk mulai membuka klep masuk sebelum piston mencapai TMA di akhir langkah buang untuk mempersiapkan langkah hisap. Dengan tujuan untuk menyisihkan semua gas sisa pembakaran, klep buang tetap terbuka hingga setelah TMA. Derajat overlaping sangat tergantung dari desain mesin dan seberapa cepat mesin ini ingin bekerja.

manfaat dari proses overlaping :

·         Sebagai pembilasan ruang bakar, piston, silinder dari sisa-sisa pembakaran

·         Pendinginan suhu di ruang bakar

·         Membantu exhasut scavanging (pelepasan gas buang)

·         memaksimalkan proses pemasukkan bahan-bakar

Dari jenis bahan bakarnya otto engine memiliki dua klasifikasi yaitu bahan bakar gas dan bahan bakar minyak yaitu bensin.

 

C)    Wankel / Rotari engine

Mesin wankel atau disebut juga mesin rotary adalah mesin pembakaran dalam yang digerakkan oleh tekanan yang dihasilkan oleh pembakaran diubah menjadi gerakan berputar pada rotor yang menggerakkan sumbu.

Mesin ini dikembangkan oleh insinyur Jerman Felix Wankel. Dia memulai penelitiannya pada awal tahun 1950an di NSU Motorenwerke AG (NSU) dan prototypenya yang bisa bekerja pada tahun 1957. NSU selanjutnya melisensikan konsepnya kepada beberapa perusahaan lain di seantero dunia untuk memperbaiki konsepnya.

 

Prinsip Kerja mesin Wankel

 

-       Posisi rotor sisi a merupakan proses langkah hisap, pada langkah hisap campuran udara dan bahan bakar dihisap masuk ke ruang vakum.

-       Posisi rotor sisi b awal merupakan proses langkah kompresi, pada langkah ini campuran udara dan bahan bakar dikompresikan, posisi rotor sisi b akhir merupakan proses langkah usaha, pada langkah ini busi membakar campuran udara dan bahan bakar, tekanan tinggi hasil dari pembakaran menghasilkan ledakan dan menimbulkan tenaga untuk menggerakkan rotor.

-       Posisi rotor sisi c merupakan proses langkah pembuangan, pada langkah ini tekanan tinggi hasil pembakaran keluar melalui exhaust port menuju knlapot.

 

B. External combustion Engine (Mesin Pembakaran Luar)

Mesin pembakaran luar atau dalam bahasa inggrisnya disebut eksternal combustion engine adalah mesin yang menghasilkan sebuah usaha atau tenaga dimana pembakarannya dilakukan diluar mesin itu sendiri contohnya adalah mesin uap. pada mesin uap ini air yang dipanaskan lalu diubah menjadi uap, uap yang berhembus kencang tersebut diarahkan pada bilah-bilah atau daun turbin, dimana daun atau bilah turbin tersebut dihubungkan dengan sebuah as, kalau daun turbin tersebut ditendang oleh uap yang diarahkan padanya maka otomatis as juga akan ikut berputar.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


External combustion Engine menggunakan piston

 



 

External combustion Engine menggunakan turbin

 

A)    BERDASARKAN LOKASI VALVE/KATUP
1. I-HEAD ENGINE
Mesin pembakaran internal dengan katup intake dan exhaust ditempatkan langsung di atas piston. Disebut juga mesin overhead-valve , valve-in-head engine overhead-valve yaitu jenis mesin pembakaran internal di mana katup masuk dan knalpot berada di kepala silinder di atas piston nama AS valve-in-head engine.
2. L-HEAD ENGINE
mesin pembakaran internal yang memiliki katup intake dan exhaust yang tersusun di ruangan di sepanjang satu sisi piston.


3. F-HEAD ENGINE
Mesin intake / inlet over knalpot (IOE), yang juga dikenal sebagai F-head (di AS) dan katup kantung, adalah konfigurasi valvetrain yang digunakan pada mesin pembakaran internal awal empat langkah . Konfigurasi terdiri dari katup inlet yang terletak di kepala silinder dan katup pembuangan yang terletak di blok silinder atau mesin.

Pada mesin F-head / IOE, manifold intake dan katupnya terletak di atas silinder, di kepala silinder , dan dioperasikan oleh lengan rocker yang membalikkan gerak pushrods sehingga katup intake terbuka ke bawah ke ruang bakar. . Manifold knalpot dan katupnya terletak disamping atau sebagai bagian dari silinder, di blok. Katup knalpot sejajar atau persis sejajar dengan piston; wajah mereka mengarah ke atas dan tidak dioperasikan oleh pushrods terpisah, namun melalui kontak dengan camshaft melalui tappet atau pengangkat katup dan batang katup pushrod terpadu.

Katup diimbangi ke satu sisi, membentuk apa yang tampak seperti saku, yang mengarah ke istilah "katup kantung" yang digunakan untuk mesin IOE. Mesin F-head menggabungkan fitur dari mesin jenis overhead-valve dan flathead , katup masuk yang beroperasi melalui lengan pushper dan rocker dan membuka ke bawah seperti mesin katup overhead, sementara katup buang diimbangi dari silinder dan terbuka ke atas. melalui batang pushrod / valve terintegrasi yang langsung digerakkan oleh camshaft, seperti katup di mesin flathead.

 

B)    BERDASARKAN POSISI DAN JUMLAH SILINDER DARI MESIN RECIPROCATING

1. SINGLE CYLINDER
Mesin satu silinder adalah konfigurasi mesin piston dasar dari mesin pembakaran dalam . Hal ini sering terlihat pada sepeda motor , becak otomatis , skuter motor , moped , sepeda motor trail , go-kart , model yang dikendalikan oleh radio , dan memiliki banyak kegunaan pada alat portabel dan mesin kebun . Beberapa mobil dan traktor silinder tunggal telah diproduksi, namun langka saat ini karena perkembangan teknologi mesin.

Mesin silinder tunggal sederhana dan kompak, dan seringkali akan memberikan daya maksimum yang mungkin ada dalam amplop yang diberikan. Pendingin lebih sederhana daripada dengan beberapa silinder, yang berpotensi menghemat berat lebih lanjut, terutama jika pendinginan udara dapat digunakan.

Mesin silinder tunggal membutuhkan roda gila lebih banyak daripada mesin multi silinder, dan massa yang berputar relatif besar, membatasi percepatan dan perubahan kecepatan yang tajam. Dalam pengaturan dasar mereka rentan terhadap getaran - meskipun dalam beberapa kasus dimungkinkan untuk mengendalikannya dengan poros keseimbangan .
Variasi yang dikenal sebagai split-single menggunakan dua piston yang berbagi ruang bakar tunggal.

2. IN-LINE
Dalam penerbangan , mesin inline adalah mesin reciprocating dengan silinder silinder, satu di belakang yang lain, bukan deretan silinder, dengan masing-masing bank memiliki sejumlah silinder, tapi jarang lebih dari enam.

Konfigurasi mesin inline :
Mesin dengan satu silinder silinder yang bisa diatur pada setiap sudut tapi biasanya tegak atau terbalik, (misalnya tegak ADC Cirrus , terbalik de Havilland Gipsy Major ).

3. V ENGINE
Mesin dengan dua silinder silinder dengan kurang dari 180 ° di antara mereka mengendarai poros engkol yang umum, biasanya diatur tegak lurus atau terbalik (misalnya, dengan jujur Liberty L-12 , Argus As 410 ).

4. OPPOSED CYLINDER ENGINE
 Mesin dengan dua silinder silinder yang disusun pada 180 ° satu sama lain mengendarai poros engkol yang umum, hampir dipasang secara universal dengan horisontal untuk penggunaan pesawat terbang, atau dengan poros engkol vertikal 
untuk penggunaan helikopter, (misalnya HV-up Continental O-190 , dipasang vertikal Franklin 6ACV- 245 ).

5. W ENGINE
Mesin dengan tiga bank mengendarai poros engkol yang umum, diatur sedemikian rupa sehingga bank pertama dan terakhir terpisah 180 ° atau kurang, (misalnya Lorraine 12Eb yang benar , menyerbu Napier Singa ).

6. OPPSED PISTON ENGINE
adalah mesin pembakaran internal reciprocating dimana masing asing silinder memiliki piston pada kedua ujungnya, dan tidak ada kepala silinder

7. RADIAL ENGINE
Mesin radial adalah konfigurasi mesin pembakaran internal tipe reciprocating dimana silinder "memancarkan" keluar dari bak mesin pusat seperti jari-jari roda. Ini menyerupai bintang bergaya saat dilihat dari depan, dan disebut "mesin bintang" (German Sternmotor , bahasa Prancis , bahasa Jepang hoshigata enjin , bahasa  Italia Motore Stellare) dalam beberapa bahasa. Konfigurasi radial biasanya digunakan untuk mesin pesawat terbang sebelum mesin turbin gas menjadi dominan.